8.14.2008

cerita si maaf dan sang janji

Maaf itu statement yang kadang sering banget digunakan sebagai penghapus untuk menghapus sesuatu yang salah dan tidak benar. Apakah memang bisa demikian adanya apakah satu kata maaf bisa menghapus jutaan salah begitu saja layaknya kita menghapus selembar pekerjaan rumah yang dihapus bolak balik karena salah atau entah itu kitanya yang memang "bego". Kasar terdengarnya tapi mungkin itu kenyataannya. lembaran pekerjaan rumah yang telah dihapus berulang kali dan akhirnya robek karena sang kertas semakin lama semakin menipis. Apakah seperti itu juga keberadaan kata maaf bagi sebuah hati...?
Atau kata maaf tidak lebih bagaikan type-ex, sebuah hapusan instan zaman modern yang tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan usaha, bersifat menutupi kesalahan padahal dibawahnya kita masih dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi. Bahkan diatasnya kita dapat mengulangi kesalahan yang sama dan bukan tidak mungkin lalu menutupinya lagi, semudah itukah?
Banyak orang sekarang ini menganggap maaf adalah bentuk hapusan paling mudah yang ada di dunia, karena saking simplenya mungkin? coba saja lihat bentuk kalimatnya yang pendek hanya terdiri dari empat huruf, simple banget bukan?. Biasanya kalimat maaf ini punya teman karib yang namanya "sang janji". Sang Janji seringkali memberikan bantuan terhadap maaf agar maaf lebih percaya diri dalam menjalankan misinya, bisa dikatakan bentuk hubungan persahabatan mereka adalah simbiosis komensalisme. Dimana si maaf dapat menyelesaikan misinya sementara sang janji pun tidak dirugikan apa-apa, karena janji tinggalah janji, janji adalah pemanis yang sering ditinggalkan keberadaannya ketika maaf berhasil dalam medan pertempuran, tapi sang janji tidak merasa rugi ketika ia ditinggalkan begitu saja, sang janji adalah obyek pelengkap sekaligus penderita. mengapa obyek penderita karena apabila sang janji dituntut maka ia harus siap menderita menanggung beban si maaf.
Apakah maaf kurang percaya diri apabila ia berdiri sendiri?, atau sang janji yang terus "mengintili" si maaf?
Apakah maaf dan sang janji mengetahui bahwa mereka tidak dapat begitu saja menghapus kesalahan hanya dengan mengumbar diri mereka.?
Karena itu mereka harus tahu bahwa tidak selamanya mereka berhasil dalam menghapus kesalahan terutama diatas kertas tipis nan bercela.
Mereka juga harus tahu bahwa kertas tersebut mudah robek apabila terus menerus diterpa hapusan atau mungkin sebenarnya kesalahan tersebut tidak pernah benar-benar hilang, dan terus membekas pada kertas tipis.
Tidak ada yang pernah mengetahui perjalanan maaf dan sang janji, namun yang pasti adalah mereka tak selamanya berhasil, terlebih pada selembar kertas tipis.
Jagalah agar mereka tidak terlalu sering "pergi" untuk "berperang" terutama di medan yang tipis, dan ketika mereka harus pergi berperang sebaiknya bersiaplah karena mereka harus dilengkapi dengan amunisi terbaik dan pengorbanan berarti.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice post. *padahal cuma gw skim aja*

punya blog juga dew. Kalo sempet main ke rmh gw yah

Dewi Supratno mengatakan...

iya ..hehe thx yagh nang....udah baca2

Anonim mengatakan...

Main ke rumah dewi lagi ahhh...